Sunday, December 27, 2015

Memilih atau Dipilih?



Life is about choices you make.” Mereka menyapaku ramah setiap kali datang, dan tersenyum sopan setiap kali aku pergi. Konsep datang-pergi inilah yang paling membingungkan, mengapa mereka menyapa waktu datang dan tersenyum waktu pergi? Bukankah seharusnya mereka menangis waktu aku pergi? Aku baru berbelanja di supermarket.

Life is about choices you make.”, belum juga habis lamunanku. Berkali-kali aku datang, sesering itulah mereka akan tersenyum. Mengapa aku memilih memilih pergi, dan bukannya tinggal? Oh, aku memilih bebas. Bebas datang dan bebas pergi. Itulah yang aku tahu tentang kebebasan, dan selalu kuperjuangkan. Mengapa harus bertahan saat semua buruk? Mengapa harus pergi saat semua baik? Aku menelponnya.

Life is about choices you make.”, suaranya manis di seberang sana. Aku ingin bebas datang dan pergi. Tanpa kusadari, tiada datang kembali setelah pergi. Klik, kututup teleponnya. Aku menangis.

Life is about choices you make.”, sekarang aku sadar mengapa harus bertahan saat semua buruk. Terlalu sering buruk yang kuhindari, bukan baik juga yang kuhampiri. Bayangkan dirimu ada di depan dua tungku yang menyala, di sebelah kananmu nasi goreng, di sebelah kirimu, telur mata sapi. “Aku mau nasi goreng pakai telur mata sapi!”, pikirku. Hari itu berakhir dengan nasi goreng yang gosong dan telur mata sapi yang lebih mirip serabi.

Life is about choices you make.”, tanpa sadar aku termenung cukup lama. Aku banyak belajar dari nasi dan telur yang gosong, bahwa tidak ada yang lebih kosong daripada tidak tahu sama sekali ke mana hidup ini harus diboyong. I choose not to choose, kumatikan semua tungku lalu berdiri diam menghadapi dua  lempengan besi yang menunggu disambar api. Bebas, memilih, datang, pergi, tinggal, pulang. Pikiran itu berkecamuk bersama bayangannya yang kadang hinggap seperti nyamuk. Tidak mau pergi.

Life is about choices you make.”, ia mengetuk pintu. Ia membawa kompor satu tungku, sepiring nasi putih, dan sebutir telur. Aku tersenyum.

Kebebasan tidak melulu datang bersama pilihan, kadang ia datang sendiri, memilihmu.

No comments:

The Suffering Self and The Desires of Our Hearts : What It Takes to Give Ourselves Up and Getting It Back

 “What makes you, you?” That’s the question I come across tonight, in the eve of the New Year’s Eve. Considering the passing year have been ...