Penerimaan, apakah itu? Apa pentingnya? Apa masalahnya?. Tanpa saya sadari ya, saya selalu terbuka untuk menerima, apa saja deh. Mulai dari ejekan - ejekan, teriakan - teriakan, sampai saran - saran yang mungkin bisa membangun saya. Menerima mungkin saja merupakan suatu hal yang paling bisa kita lakukan dengan baik. Cukup dengan senyuman kecil atau lebar dan dibarengi dengan sepatah "Terimakasih". Menerima, entah bagaimana caranya selalu bisa membuat kita berpikir. Menerima hal yang baik, kita berpikir, "Wah, orang itu baik sekali, saya harus balas dia!". Menerima hal yang buruk, kita berpikir, "Wah, siapa orang ini, bisa - bisanya ngatain gue!", atau lebih baiknya, "Hmm, dia mungkin benar yah, coba gue liat kedalem dulu yeh". Respon yang berbeda - beda.
Menerima, bisa dari luar, bisa juga dari dalam. Menerima dari dalam? Ya, dari dalam. Dari diri kita sendiri. Banyak sekali kasus ketidakterimaan yang saya lihat di lingkungan saya, mulai dari fisik, sampai yang paling parah pikirannya tidak menerima jiwanya sendiri. Jadilah kontradiksi didalam dirinya yang malah bikin stres. Saya sendiri juga kadang tidak terima, kenapa yang lain bisa bicara lancar, tanpa susah payah, terus saya sendiri musti tarik napas dalem - dalem dulu kalo mau ngomong, capek tau. Balik lagi, penerimaan. Sampai sekarang saya masih mencoba menerima kekurangan saya itu, dengan mencari sesuatu yang bisa jadi kekuatan saya.
Kebohongan itu memang menyenangkan, tapi cuma sejenak. Kita dibuat lupa akan siapa sebenarnya kita, apa yang sebenarnya kita punya, dan mengapa kita seperti itu. Saya juga suka bermimpi, kadang - kadang suka keterusan akhirnya kebawa deh pikiran itu ke dunia nyata, akhirnya setelah tahu kebenarannya, jatuhlah saya dengan sakit. Hehehe.
Akhirnya yah, paragraf terakhir yang pendek ini. Bisakah kita menerima diri kita? Apa adanya, apa kataNya?
Cheers.
No comments:
Post a Comment