Tuesday, September 22, 2009

love and patience.

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu?"

"Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah

mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membu! at si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagaklah ayah.......".

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

"Ayah! Saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau saya katakan?"

"Itu burung gagak, burung ga..ga..gak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu ditangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan tertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah Diary lama.

"Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam Diary itu", pinta si ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut..........

"Hari ini aku di halaman melamun karena anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran."

Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?".

Dan aku menjawab, "burung gagak". Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.

Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangnya aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."

photography. the pros and cons.

I am posting again now.

I've been into photography for about 3 or 4 months, and I found some reasons why should I took photography, and some reasons why not..

for some people, photography seems to be a super-duper expensive hobby.. Yes you can't deny that, it's truly an actual fact!! We may spend about 10 millions Rp only for the camera.. and more and more again for illogical price of its accesories..

Personally, first I knew my friend bought the cam, I thought it was the stupidest purchase.. I even never realized to spend my money (actually my parents') like that..
and time goes on,, ,,, ,,, ,,,,

until I bought my first cam..
(yesh, i know i am inconsistently plinplan)

it's damn FUN!! you should feel it by yourself..
it increases your creativity, your logical thinking, and also your relationship gets wider and wider..
it's not only about how you put a finger on a shutter and your cam says click.. not that simple I think..
photography is about (Prof. Dr. Christopher says) :
1. how you turn something usual into an unusual one..
2. how you make a attractive story from your photos,
3. change people's thoughts about something..
4. and also for living your life happily!! LOL..

honestly, if you agree with something I mentioned above, you're on the right way led by Prof. Dr. Christopher!!

HAPPY HAPPY SHOOTING!!

The Suffering Self and The Desires of Our Hearts : What It Takes to Give Ourselves Up and Getting It Back

 “What makes you, you?” That’s the question I come across tonight, in the eve of the New Year’s Eve. Considering the passing year have been ...